Say “I Love You.”

Teman menyebalkan, dan memercayai seseorang hanya mengatur diri sendiri. Itulah pelajaran yang dipelajari Mei Tachibana setelah hatinya dicabik dan hanya tersisa cangkang di tempat seorang gadis dulu berada. Tapi tidak seperti kebanyakan orang, dia menemukan solusi yang mudah: dia tidak akan pernah punya teman lagi. Pernah. Oke, mungkin itu tidak semudah kedengarannya, tapi itu berhasil untuk Mei. Atau setidaknya itu terjadi. Sampai Yamato Kurosawa yang tampan, menawan, dan sangat populer datang. Karena untuk beberapa alasan aneh, dia sepertinya menyukai Mei. Dia bahkan memberinya nomor teleponnya! Seolah-olah dia akan meneleponnya. Kecuali dia melakukannya. Tapi hanya karena dia butuh bantuan. Tetap saja, dia datang. Dia benar-benar datang. Dan sekarang semuanya menjadi terlalu rumit. Mei bukan putri di menara. Dia tidak menunggu seorang ksatria berbaju zirah untuk menyelamatkannya. Jadi mengapa dia harus menciumnya dan mengacaukan segalanya? Dan mengapa tiga kata kecil itu begitu sulit untuk diucapkan? Di antara detak jantung, di balik bibir yang gemetar, dan tak terucap di setiap napas, momok pengkhianatan masa lalu, masa depan, dan masa kini menghantui mereka berdua dalam SAY “I LOVE YOU.”